Menepikan diri ditepian sepi
Menahan kata manja peneduh jiwa
Sejenak ku pungkiri bisik nurani
Acuhkan jutaan perasaan rindu
Pun abaikan komitmen hati
Sejujurnya aku luka tersiksa
Saat teringat waktu yang telah dewasa
Jutaan hari kita lewati
Namun apa yang kini kau temui
Lukamu menganga karena egoku
Perihmu menjadi ulah kenaifanku..

Dan..
Ketika percaya menjadi dilema
Rasa yang membara seakan sirna
Kelabu menghias hari harimu
Hukum aku dengan dengan umpatan diammu
Kelak kau kan belajar mengerti
Sesungguhnya ini kulakukan untukmu
Dan semua ketulusan rasaku padamu
Aku tak ingin kau larut dalam tiap gelisahku
Andil kelukaan melawan takdirku
Sedihku kunikmati sendiri
Bergrilia melawan semua derita
Hanya keajaiban yang kunantikan
Dalam lunglainya sisa langkahku..

Ketika KEAJAIBAN itu ku raih
Kan ku ikrarkan padamu sesuatu
MAU KAH kau menjadi pendampingku
Bunda dari anak anak ku
Temaniku hingga renta
Jangan kau pernah berlalu dari tiap desahku
Ceritakan perlahan alur waktu dahulu
Saat kita memilih tuk saling percaya
Dalam jeda yang tak bersekala
Gundah yang pernah singgah
Cerita manja diantara kita berdua
Gelak tawa memahami gumam hati
Aku bahagia..

Maaf yang termohon dengan segala kerendahan hati
Sudilah sedikit kau bertanya jauh kedalam hati
Yakinkah atas apa yang selalu kau yakini
Benarkah kau bahagia bersamaku lalui waktu
Tidak kah kau memaksakan diri menyangiku
Toh aku hanyalah lelaki yang tak sempurna
Bukan dewa seperti yang mungkin kau kira
MAAFKANKU sejenak kugantungkan rasa percaya diri
Entah sampai berapa lama aku jadi pengecut sejati
Sesungguhnya ini demi mu kumemilih sikap
Bukan niat menguji keikhlasan pribadimu
Kau terlalu sempurna untukku saat ini
Dan aku hanyalah sang pemimpi..

Lihatlah disana antrian sang arjuna
Menunggumu membuka hati
Mereka menantimu tuk jadi maha dewi
Kau bidadariku yang terindah
Tak sepantasnya bersusah hati
Hanya karena aku seperti kau tau saat ini
Mengertilah lebih jauh keadaan disini
Karna aku CINTA kulakukan ulahku
Semata mata demi masa depanmu
Dan cerita indah bersamanya..

Bersambung...

By. A Ayank Nackumi